Archive for 2014
Subneting
Optimalisasi dalam Jaringan Lokal
TKJ
subnetting
adalah teknik memecah suatu jaringan besar menjadi jaringan yang lebih kecil
dengan cara mengorbankan bit Host ID pada subnet mask untuk dijadikan Network
ID baru.
Mengurangi kepadatan lalulintas data: sebuah LAN
dengan 254 host akan lebih padat
lalu lintas datanya dibandingkan dengan sebuah LAN dengan 64 host.
lalu lintas datanya dibandingkan dengan sebuah LAN dengan 64 host.
Meningkatkan unjuk kerja jaringan: semakin banyak
jumlah host, akan semakin kecil kesempatan masing-masing host dalam mengakses data-data
dalam jaringan yang artinya mengurangi unjuk kerja dari jaringan itu sendiri.
Penyederhanaan dalam pengelola: Jaringan yang jauh,
banyaknya jumlah komputer yang
harus di hubungkan akan mudah dikelola bila dibuatkan jaringan sendiri ketimbang
harus dijadikan satu jaringan besar.
harus di hubungkan akan mudah dikelola bila dibuatkan jaringan sendiri ketimbang
harus dijadikan satu jaringan besar.
Sebenarnya
subnetting itu apa dan kenapa harus dilakukan?
Pertanyaan
ini bisa dijawab dengan analogi sebuah jalan. Jalan bernama Gatot Subroto
terdiri dari beberapa rumah bernomor 01-08, dengan rumah nomor 08 adalah rumah
Ketua RT yang memiliki tugas mengumumkan informasi apapun kepada seluruh rumah
di wilayah Jl. Gatot Subroto.
Jadilah gambar wilayah baru seperti di bawah:
Konsep seperti inilah sebenarnya
konsep subnetting itu. Disatu sisi ingin mempermudah pengelolaan, misalnya
suatu kantor ingin membagi kerja menjadi 3 divisi dengan masing-masing divisi
memiliki 15 komputer (host). Disisi lain juga untuk optimalisasi dan efisiensi
kerja jaringan, karena jalur lalu lintas tidak terpusat di satu network
besar, tapi terbagi ke beberapa ruas-ruas gang.
Yang
pertama analogi Jl Gatot Subroto dengan rumah disekitarnya dapat diterapkan
untuk jaringan adalah seperti NETWORK ADDRESS (nama jalan) dan HOST ADDRESS
(nomer rumah). Sedangkan Ketua RT diperankan oleh BROADCAST ADDRESS
(192.168.1.255), yang bertugas mengirimkan message ke semua host yang ada di
network tersebut.
Masih mengikuti analogi jalan diatas,
kita terapkan ke subnetting jaringan adalah seperti gambar di bawah.
Gang adalah SUBNET, masing-masing subnet memiliki HOST ADDRESS dan BROADCAST
ADDRESS.
Subnetmask digunakan
untuk membaca bagaimana kita membagi jalan dan gang, atau membagi network
dan hostnya. Address mana saja yang berfungsi sebagai SUBNET, mana yang
HOST dan mana yang BROADCAST. Semua itu bisa kita ketahui dari SUBNET
MASKnya.
Jl
Gatot Subroto tanpa gang yang ditampilkan di awal bisa dipahami sebagai
menggunakan SUBNET MASK DEFAULT, atau dengan kata lain bisa disebut juga bahwa Network
tersebut tidak memiliki subnet (Jalan tanpa Gang).
Perhitungan
subnetting bisa dilakukan dengan dua cara, cara binary yang relatif lambat dan
cara khusus yang lebih cepat.
Pada
hakekatnya semua pertanyaan tentang subnetting akan berkisar di empat masalah:
Jumlah
Subnet, Jumlah Host per Subnet, Blok Subnet, dan Alamat Host- Broadcast.
Penulisan
IP address umumnya adalah dengan 192.168.1.2. Namun adakalanya ditulis
dengan 192.168.1.2/24,
apa
ini artinya?
Artinya
bahwa IP address 192.168.1.2 dengan subnet mask 255.255.255.0.
Lho
kok bisa seperti itu?
Ya,
/24 diambil dari penghitungan bahwa 24 bit subnet mask diselubung dengan binari
1.
Atau
dengan kata lain, subnet masknya adalah: 11111111.11111111.11111111.00000000
(255.255.255.0).
Konsep
ini yang disebut dengan CIDR (Classless Inter-Domain Routing) yang
diperkenalkan pertama kali tahun 1992 oleh IEFT.
SUBNETTING PADA IP ADDRESS CLASS C
Subnetting
seperti apa yang terjadi dengan sebuah NETWORK ADDRESS 192.168.1.0/26 ?
Analisa: 192.168.1.0 berarti kelas C dengan Subnet Mask /26
berarti 11111111.11111111.11111111.11000000 (255.255.255.192).
Penghitungan:
semua pertanyaan tentang subnetting akan berpusat di 4 hal, jumlah subnet,
jumlah host per subnet, blok subnet, alamat host dan broadcast yang
valid. Jadi kita selesaikan dengan urutan seperti itu:
Jumlah
Subnet = 2x, dimana x adalah banyaknya binari
1 pada oktet terakhir subnet mask (2 oktet terakhir untuk kelas B, dan 3 oktet
terakhir untuk kelas A). Jadi Jumlah Subnet adalah 22 = 4 subnet
Jumlah
Host per Subnet = 2y – 2, dimana y adalah
adalah kebalikan dari x yaitu banyaknya binari 0 pada oktet terakhir subnet.
Jadi jumlah host per subnet adalah 26 – 2 = 62 host
Blok
Subnet = 256 – 192 (nilai oktet terakhir subnet mask) =
64. Subnet berikutnya adalah 64 + 64 = 128, dan 128+64=192. Jadi subnet
lengkapnya adalah 0, 64, 128, 192.
Bagaimana
dengan alamat host dan broadcast yang valid? Kita langsung buat
tabelnya. Sebagai catatan, host pertama adalah 1 angka setelah subnet, dan
broadcast adalah 1 angka sebelum subnet berikutnya.
SUBNETTING IP KELAS B
Berikutnya kita akan mencoba melakuan subnetting
pada IP kelas B.Pertama ,subnet mask yang bisa digunakan untuk subnetting kelas b adalah seperti
dibawah.Sengaja saya pisahkan menjadi 2,blok kiri dan kanan arena masing masing
bereda tenik terutama untuk oktet yang dimainkan berdasarkan blok
subnetnya.CIDR /17 sampai /24 caranya sama persis dengan subnetting KELAS
C,hanya blok subnetnya ita ;angsung massukan ke oktet ke tiga bukan seperti
CLASS C yang dmainkan di oktet ke empat. Sedangkan CIDR /25 sampai /30
(kelipatan) blok subnet kita mainkan di oktet ke empat,tapi setelah selesai
oktet ke tga berjalan maju (coeunter) dari 0,1,2,3,dst.
Dua soal untuk kedua teknik subnetting untuk CLASS
B.Kita mulai dari menggunakan subnetmask dengan CIDR /17 sampai /24.Contoh
network address 172.16.0.0/18.
Analisa: 172.16.0.0 berarti kelas b,dengan subnet
mask /18 berarti
11111111.11111111.11000000.00000000(255.255.192.0).
Perhitungan:
1.
Jumlah subnet=2x,dimana x
adalah banyaknya binary 1 pada 2 oktet terakhir.Jadi jumlah subnet adalah 22=4
subnett
2.
Jumlah host per subnet =2y-2
,dimana y adalah kebalikan dari x yaitu banyaknya angka 0 pada 2 oktet .Jadi
jumlah host per subnet adalah 214=2=16.382 host
3.
Blok subnet = 256-192 =64.Subnet
berikutnya adalah 64+64 =128,dan 128+64=192 jadi subnet lengkapnya 0,64,128,192
4.
Alamat host yang valid
Subnet
|
172.16.0.0
|
172.16.64.0
|
172.16.128.0
|
172.16.192.0
|
Host pertama
|
172.16.0.1
|
172.16.64.1
|
172.16.128.1
|
172.16.192.1
|
Host terakhir
|
172.16.63.254
|
172.16.127.254
|
172.16.191.254
|
172.16.255.254
|
Broadcast
|
172.16.63.255
|
172.16.127.255
|
172.16.191.255
|
172.16.255.255
|
Berikutnya kita ciba satu lagi untuk kelas b khususnya untuk ang mengggunakan subnet mesk CIDR /25
sampai /30.contoh network address 172.16.0.0/25
Analisa: 172.16.0.0 berarti kelas b,dengan subnet
mask /25 berarti
11111111.11111111.11111111.10000000(255.255.255.128).
Perhitungan:
1.
Jumlah subnet=2x,dimana x
adalah banyaknya binary 1 pada 2 oktet terakhir.Jadi jumlah subnet adalah 29=512
subnett
2.
Jumlah host per subnet =2y-2
,dimana y adalah kebalikan dari x yaitu banyaknya angka 0 pada 2 oktet .Jadi
jumlah host per subnet adalah 217=2=126 host
3.
Blok subnet = 256-128 =128.Subnet jadi
subnet lengkapnya 0,128,
4.
Alamat host yang valid
Subnet
|
172.16.0.0
|
172.16.0.128
|
172.16.1.0
|
…
|
172.16.255.128
|
Host pertama
|
172.16.0.1
|
172.16.0.129
|
172.16.1.1
|
…
|
172.16.255.129
|
Host terakhir
|
172.16.0.126
|
172.16.0.254
|
172.16.1.126
|
…
|
172.16.255.254
|
Broadcast
|
172.16.0127
|
172.16.0.255
|
172.16.1.127
|
…
|
172.16.255.255
|
SUBNETING
KELAS A
Konsepnya semua hamper sama saja.
Perbedaannya adalah oktet yang mana kita main kan blok subnet. Jika kelas C di
ktet ke 4, kelas B di oktet 3 dan 4, kalau kelas A di kte 2,3 dan 4. Subnetmask
yang bisa digunakan untuk subnetting klas A adalah smua subnet mask dari CIDR/8
sampai /30.
Contoh
:analisa : 10.0.0.0/16
11111111.11111111.00000000.00000000
255.255.0.0
Penghitungan :
1.
Jumlah subnet = 28=256
2.
Jumlah host persubnet= 216-2=
65534
3.
Blok subnet= 256-255=1
4.
Alamat host dan broadcash yang valid
Subnet
|
10.0.0.0
|
10.1.0.0
|
…
|
10.254.0.0
|
10.255.0.0
|
Host
Pertama
|
10.0.0.1
|
10.1.0.1
|
…
|
10.254.0.1
|
10.255.0.1
|
Host
Terakhir
|
10.0.255.254
|
10.1.255.254
|
…
|
10.254.255.254
|
10.255.255.254
|
broadcash
|
10.0.255.255
|
10.1.255.255
|
…
|
10.254.255.255
|
10.255.255.255
|